Notification

×

Iklan

Iklan

Urgensi Kultur Literasi; Kondisi Mahasiswa dan Ruang Diskusi

Sep 19, 2024 | 9:54:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-10T03:41:54Z

 

Penulis Opini

Penulis : Asyraf Alharaer Assegaf
(Ketua SEMA FAKSHI IAIN Parepare 2024)

Opini-- Literasi menjadi sarana pengenalan, pemahaman dan penerapan ilmu ingatan yang terus berkembang secara optimal dalam adaptasi pikiran dengan perkembangan teknologi dan informasi kini. Literasi juga diartikan sebagai hasil interpretasikan proses membaca dan menulis yang baik. Namun, beberapa dikalangan mahasiswa tidak tercapai tujuan hidup dalam literasi.


Pada literasi sangat penting sebagai kecakapan dalam membaca siklus hari ini. Akses-akses ketersediaan informasi kepercayaan kadang menjadi kesalahkaprahan menemukan fakta-fakta yang cenderung berlawanan kebenaraan atau realitas. Inilah menjadi faktor urgensi kultur literasi yang seharusnya menjadi fondasi utama dalam kondisi hari ini.


Urgensi kultur literasi menjadi penyebab kebiasaaan yang terbentuk dan terimplementasi dalam faktor sosial kalangan mahasiswa sehingga individualitas keterbatasan memberi akses kalang-kabut melihat kondisi lapangan, daya tarik ekspresi pun juga membatasi rancangan hasil tumpukan pikiran kritis yang seharusnya sudah terbendung untuk diberikan panggung-panggung ekspresi bebas.


Namun kondisi kalangan mahasiswa semakin berdampak negatif dari segi minimnya literasi, bukannya memberikan ruang kehidupan tuntutan keilmuaan tetapi situasi kondisi melebihi memberikan kemudharatan. Status mahasiswa adalah gelar dibanggakan yang tak terlepas perannya dalam lini sektor masyarakat terus di ingat.


Mengingat pada sejarah mencatat keberhasilan pemuda “mahasiswa” berperan penting dalam historis kemerdekaan indonesia, orde baru, orde lama, era reformasi hingga saat ini. Namun, bukan hal yang lumrah bagi mahasiswa dalam membaca dan merancang strategi keinginan arah gerak tujuan akhir.


Tetapi dengan kurangnya partisipasi membangun kembali kultur literasi yang makin kesana, makin kesini tidak lagi menjadi jembatan penghubung aliran pikiran dan minimnya ruang-ruang diskusi yang membahas isu-isu lokal, isu-isu krusial negara.


Marilah terus hidupkan ruang-ruang literasi/membaca sebagai bentuk insiatif kelancaraan tujuan hidup yang bermanfaat untuk semua kalangan dalam pengetahuan dan teruslah membuka ruang-ruang diskusi sebagai silatuhrami penghubung ikatan emosional berbagai tindakan juga menyelesaikan problem-problem dengan kolaborasi.


Tulisan opini yang dipublikasikan di media online ini menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. LPM Red Line tidak bertanggung jawab atas persoalan hukum yang muncul atas tulisan yang dipublikasikan.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update