Salah seorang Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Nurbaya mengungkapkan bahwa plafon yang rusak dapat mengganggu dalam proses pembelajaran. "Kami sebagai Mahasiswa akan terasa terganggu dalam proses pembelajaran, dikarenakan hawanya dari atas akan terasa panas akibat atap yang tidak memiliki pembatas. Jadi otomatis AC yang ada di ruangan tidak terlalu dingin," ucapnya.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas FUAD, Syahrul Mubarak memberikan tanggapannya terkait plafon rusak di ruangan N9. "Terkait hal tersebut, harus mendapatkan penanganan lebih lanjut atau perbaikan. Karena dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar di kelas tersebut, dan tidak menutup kemungkinan dapat membahayakan Mahasiswa apabila ada reruntuhan yang jatuh," tanggapnya.
Dekan FUAD, Andi Nurkidam menuturkan akan melaporkan terkait plafon rusak di ruangan N9 ke bagian umum agar dilakukan perbaikan. "Prosesnya biasa cepat, biasa juga lama. Karena pengalaman saya selama ini kalau saya sudah lapor dan belum di tindaklanjuti, maka saya akan naik lagi satu tingkat melaporkannya," tuturnya.
Lebih lanjut, Andi Nurkidam berharap anggaran dicairkan lebih cepat agar bisa memperbaiki plafon yang rusak secepatnya. "Besok saya akan konfirmasi apakah sudah diperbaiki atau belum. Karena sekarang anggaran masih banyak yang terblokir, belum di buka oleh pemerintah pusat kecuali beberapa item. Jadi mungkin anggaran ke situ belum ada, karena setiap kegiatan itu ada mata anggarannya. Jadi, mudah-mudahan sudah ada anggarannya tahun ini," harapnya.
Reporter: KRRL, NRL, SRL
Redaktur: MDN
Web & IT: Uni