Notification

×

Iklan

Iklan

Wacana FORNAS MEBI Mengatasi Emergency Corona

Apr 18, 2020 | 3:09:00 PM WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-24T04:49:15Z
Pamflet Kajian Ekonomi Forum Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Islam (FORNAS MEBI) 


Parepare, Red Line News-- Forum Nasional Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Islam (FORNAS MEBI) melaksanakan Kajian Ekonomi dengan mengusung Tema "Tragedi Ekonomi Kemanusiaam Era Covid - 19 : Fatalis dan Over Convidence" pada hari Jum'at, 17 April 2020, Pukul : 20:20, melalui Google Zoom, (18/04).

Peserta yang mengikuti kajian tersebut adalah para Gubernur, yaitu sebutan bagi koordinator Forum Nasional Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Islam untuk setiap Provinsi.

Diskusi sangat dinamis dengan keaktifan para peserta dengan melontarkan sejumlah argumentasi dan pertanyaan kepada narasumber. Salah satunya Gubernur Kalimantan Tengah Sahabat Dody mengenai imbas kebijakan pemerintah dan tekanannya terhadap perekonomian.

Kemudian Gubernur Sulawesi Tengah yang membeberkan program pemerintahnya dalam penanggulangan dan pencegahan Covid-19 dalam mengendalikan perekonomian.

Dalam diskusi tersebut, Muhammad Aras Prabowo selaku narasumber memberikan rekomendasi agar FORNASMEBI berkontribusi dalam Covid-19 dimulai dalam hal-hal kecil. Misalnya mengedukasi keluarga dan masyarakat di lingkungan masing-masing atas himbauan pemerintah.

Kemudian, diharapkan agar FORNASMEBI aktif dalam merumuskan program untuk pemerintah dalam mengendalikan ekonomi, termasuk menggagas pasar online untuk bahan kebutuhan pokok, ungkap Muhammad Aras Prabowo yang merupakan Dosen Unusia DKI Jakarta.

Ahmad Riecardy Selaku Ketua DEMA-I IAIN Parepare sekaligus Kepala Kajian FORNASMEBI PTKIN mengungkapkan bahwa emergency pandemi covid-19 perlu diatasi secara kolaborasi. Pemerintah dan masyarakat sebagai ujung tombak penanggulangan corona. Implementasi sikap pro-produktif selayaknya dicerminkan baik Pemerintah ke masyarakat dan masyarakat ke Pemerintah.

"Prototipe pasar ekonomi, carut marut transaksi, krisis pasokan barang bisa disterilisasi apabila pemerintah dan masyarakat ditengah genting pandemi tidak abai dan berlebihan," ungkapnya.

Dinilai juga bahwa ketimpangan akan terus melonjak sebab mandeknya alur prosedur distribusi. Penerapan asas transparansi dan akuntanbel dalam pengelolaan subsidi juga termasuk dalam upaya untuk meminimalisir stigma negatif dari masyarakat akan sosok Invisible Hand atau tangan-tangan jail (mafia).

Olehnya itu pengawalan masif sebagai mahasiswa ekonomi senantiasa diikhtiarkan demi menjamin stabilnya kegiatan produksi distribusi dan konsumsi.


Redaktu: IDL
Web & IT: Rahmi
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update