Kuliah Berbasis Online IAIN Parepare 19 Maret 2020 |
Kampus, Red Line News -- Kuliah berbasis Online yang saat ini sedang dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare dalam rangka upaya untuk mencegah Covid-19 menuai Pro dan Kontra dikalangan Mahasiswa, (19/03).
Muhammad Saleh selaku Wakil Rektor III mengaku pembelajaran online sudah menjadi tantangan pada proses pembelajaran di IAIN Parepare. Sejak tahun 2010, kampus telah memberi kebijakan untuk penggunaan E-learning, namun hanya ada beberapa dosen yang memanfaatkannya. Secara tidak langsung, penyebaran Covid-19 memaksa dosen untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, ini sesuai dengan isi maklumat yang berkaitan dengan upaya memutus mata rantai virus tersebut.
Muhammad Saleh menambahkan, dalam proses perkuliahan online atau pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) tersebut, masih ditemukan beberapa kendala namun dianggap sebagai pembelajaran untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem ini sebagai bahan perbaikan kedepannya.
Beliau berharap kepada dosen maupun mahasiswa untuk lebih aktif menggunakan kebijakan pembelajaran Daring. "Baik dosen maupun mahasiswa agar kiranya lebih aktif menggunakan kebijakan pembelajaran dengan sistem online bukan hanya pada situasi darurat saja," harapnya.
Musmulyadi salah seorang dosen IAIN Parepare mengaku, meskipun kuliah tatap muka lebih efektif, metode pembelajaran online merupakan cara yang bisa digunakan di tengah kondisi Social Distance saat ini. Metode ini digunakan agar proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya.
"Terkait masalah maklumat, hal ini merupakan langkah tepat yang diambil oleh pimpinan IAIN Parepare dimana tujuannya untuk megurangi angka penyebaran virus tersebut. Dilain sisi, maklumat ini diambil atas dasar untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat yang telah disampaikan melalui surat edaran," ungkap Musmulyadi.
Dosen yang saat ini tengah viral berkat video yang memperlihatkan dirinya saat tengah mengabsen para mahasiswanya lewat aplikasi berbasis video ini menambahkan, salah satu kendala yang dihadapi selama perkuliahan online ini umumnya karena faktor jaringan dan meminta mahasiswa agar bisa mengantisipasi kendala tersebut sebelum memulai pembelajaran.
Selain itu, ia juga berharap metode ini tidak mengurangi semangat mahasiswa untuk tetap mengikuti perkuliahan. "Hanya metode seperti inilah yang efektif yang bisa kita lakukan di tengah Emergency Covid-19, memang kedengaranya sulit tetapi bukan berarti tidak bisa," tutupnya.
Junaida salah seorang Mahasiswi Program Studi (Prodi) Hukum Tata Negara (HTN) mengungkapkan kuliah online justru membebani mahasiswa terutama bagi mereka yang memiliki akses internet terbatas. "Akan lebih efektif bila dalam kondisi saat ini cukup memberikan penugasan kepada mahasiswa, sehingga mereka tidak harus hadir secara online untuk mengikuti perkuliahan. Sudah sangat jelas bahwa proses kuliah online ini juga berdampak pada kondisi kesehatan yang bisa saja membuat mereka tidak fit dalam menjalani kesehariannya," ungkapnya.
Iqbal salah seorang mahasiswa IAIN Parepare juga mengaku kuliah online tidaklah efektif bagi seluruh mahasiswa. Selain terkendala pada sistem jaringan internet dan paket data, mahasiswa yang notabenenya ingin belajar dengan maksimal justru tidak mendapatkan pelayanan tersebut dengan diberlakukannya kuliah online ini.
"Pihak kampus perlu memikirkan bahwa bukan hanya dengan majunya sistem teknologi saat ini lantas itu dijadikan sebagai tolak ukur efektifnya sebuah pembelajaran sistem online. Kampus seharusnya memilih untuk meliburkan tanpa adanya dalih perkuliahan online yang sama sekali tidak efektif menurut saya." tegasnya.
Reporter: SHT/NFZ
Redaktur: WAM
Web & IT: Rahmi