Oleh: Ahmad Musyawir
Pada suatu hari Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam pernah mengumpulkan para sahabat radhiallahu'anhum dan mengisahkan kisah salah seorang sahabat yang bernama Tamim bin Aus Ad Dari radhiallahu'anhu yang pernah bertemu dengan Dajjal.
"Ia (Tamim) mengisahkan perjalanannya kepadaku bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau ditengah laut di daerah tempat terbenamnya matahari, Lalu mereka duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat dekat dengan kapal.
Setelah itu mereka masuk kedalam pulau tersebut lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak.
Mereka berkata, "Celaka, dari jenis apakah kamu ini?". Ia menjawab, "Saya adalah Al Jassasah". Mereka bertanya, "Apakah al Jassasah itu?" (tanpa menjawab) ia berkata, "Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!"
Tamim ad Dari berkata, "Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut karena kami mengira bahwa ia adalah setan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, di sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi."
Kami berkata, "Celaka, siapakah kamu ini?" ia menjawab, "Takdir telah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan kabar-kabar kepadaku, maka kabarkanlah kepadaku siapakah kalian ini?" Mereka menjawab, "Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang berombak besar lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan dan teradamparlah kami di pulau ini.
Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya karena banyak bulunya. Maka kami berkata, "Celaka, apakah kamu ini?" ia menjawab, "Aku adalah Al jassasah." (Tanpa menjawab) ia berkata, "Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa! Lalu kami segera menuju tempat kamu ini dan kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan."
Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata, "Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon korma yang ada didaerah Baisan?" Kami berkata, "Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?" Ia berkata, "Saya menanyakan apakah pohon-pohon kurma itu berbuah?" Kami menjawab, "Ya." Ia berkata, "Adapun pohon-pohon kurma itu maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi."
Kemudian ia berkata lagi, "Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia." Mereka berkata, "Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?" Ia bertanya, "Apakah ia tetap berair?" kami menjawab, "Ya." Ia berkata, "Adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis."
Kemudian ia berkata lagi, "Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar." Mereka menjawab, "Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?" Ia bertanya, "Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zugar itu?" Kami menjawab, "Benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu."
Lalu ia berkata lagi, "Beritakanlah kepadaku tentang nabi yang ummi (maksudnya Rasulullah), apa sajakah yang sudah ia perbuat?" Mereka menjawab, "Dia telah keluar dari Mekah menuju Madinah." Lalu ia bertanya, "Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?" kami menjawab, "Ya." Ia bertanya, "Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?" Maka kami memberitahukan kepadanya bahwa (Nabi) itu telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya mereka menaatinya.
Lalu ia berkata, "Apakah itu semua telah terjadi?" kami menjawab, "Ya." Ia berkata, "Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya dan sungguh aku akan katakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah Masihid Dajjal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di permukaan bumi, Maka tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku akan memasukinya dalam waktu 40 malam, selain kota Makkah dan Thaibah (Madinah), kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiapkali aku akan memasuki salah satu dari 2 negeri itu, maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tsb. Dan di setiap celanya ada malaikat yang menjaganya." (HR. Muslim)
Kita memohon kepada Allah azza wajalla agar melidungi kita dari fitnah (kejahatan) Dajjal.
نعوذ بالله من فتنة الدجل