LPM Red Line_Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare sejak beberapa hari belakangan ini dipadati
banyak pengunjung. Hal itu dikarenakan STAIN Parepare menjadi salah satu lokasi
shooting Film “KADO UNTUK IBU” yang disutradarai langsung oleh Bobby Herlambang.
Produser dan para crew sepakat menjadikan STAIN Parepare sebagai lokasi
pengambilan beberapa adegan dikarenakan informasi dari Dinas Pariwisata kota Parepare
dan sambutan hangat oleh pihak kampus baik dari rektor maupun dosen-dosen.
Adegan-adegan yang ada di film “KADO UNTUK IBU” ini berlokasi di beberapa
tempat yang ada dikota parepare seperti Matras dan Monument Habibi Ainun serta
13 adegan diantaranya akan dilakukan di kampus hijau STAIN Parepare . Didalam
film ini, yang ingin ditonjolkan oleh sutradara adalah kesenian tarian khas
bugis sehingga para generasi muda akan teringat kembali mengenai tarian local yang mulai punah digerus oleh zaman dan
bisa kembali dilestarikan setelah menyaksikan film ini.“Saya berharap agar
mahasiswa STAIN Parepare lebih giat lagi dalam berkarya dan berapresiasi dan
tidak pernah merasa puas dengan segala pencapaiannya”, ungkapnya.
Film garapan Bobby Herlambang
ini diperankan oleh beberapa artis tanah air yang salah satunya adalah
aktor tampan Rangga Azolf yang berperan sebagai Gata. Azolf rangga
mengungkapkan kegembiraannya bisa menginjakkan kaki di Sulawesi khususnya kota
parepare. Di film ini, Gata adalah mahasiswa kesenian sekaligus ketua UKM
di STAIN yang menggemari lalang karaeng dimana lalang karaeng adalah
seorang penari terkenal dari bugis. Gata bukanlah asli dari sulawesi, hanya
saja dia melanjutkan studinya di kota parepare dikarenakan kekagumannya
kepada lalang karaeng. Satu dan lain hal, gata bertemu sosok wanita bernama
alika gamuli karaeng yang diperankan oleh aktris cantik Dubai Zumbakti yang
mampu menari sehebat lalang karaeng yang ternyata gadis tersebut adalah
putri dari lalang karaeng. Dengan berjalannya waktu gata yang awalnya hanya
mengagumi orang tuanya mulai jatuh cinta kepada alika, hanya saja ibu dari
alika tidak menyukai anaknya dekat dengan seorang pekerja seni, karena
ibunya tidak ingin anaknya bernasib sama dengannya. Karena ibunya berfikir
bahwa pekerja seni tidak memiliki uang yang banyak seperti suaminya lalang
karaeng. Namun lambat laun ibunya mulai mengerti dengan kondisi anaknya yang
mulai beranjak dewasa dan mulai mengenal cinta. Ibunya yang seorang penjual es
pisang ijo yang merupakan makanan khas bugis ini memilki penyakit yang cukup
kronis yang tidak diketahui oleh anaknya, hingga suatu haru alika mendengar
keinginan ibunya yang ingin merasakan AC sehingga alika mengikuti
festifal seni tari dan mendapat juara 1, dan menghadiahkan sebuah kado AC untuk
sang ibu, dan hari dimana ibunya merasakan AC adalah hari terakhirnya bertemu
dengan alika, karena pada hari itu ibunya pun meninggal dunia.(rl/apr)