Angeline korban pembunuhan. |
Teriakan itu diceritakan oleh pengacara tersangka Agus, Haposan Sihombing, yang ikut dalam proses prarekonstruksi, Kamis (11/6/2015) siang. Haposan yang ditunjuk oleh Polresta Denpasar untuk mendampingi Agus menceritakan perbuatan keji Agus dilakukan pukul 13.00 Wita pada Sabtu (16/5), hari di mana Angeline dilaporkan hilang.
"Tersangka memanggil korban Angeline, terus menyuruh masuk ke kamar tersangka di bagian samping rumah. Setelah itu tersangka langsung mengunci pintu, Angeline takut dan mau keluar kamar tapi dihalangi korban, Angeline berteriak memanggil kata-kata mama," ucap Haposan kepada detikcom, Kamis (11/6/2015).
Setelah itu Agus mendorong Angeline hingga terjatuh ke lantai. Angeline yang mencoba berteriak membuat Agus kalap dan membenturkan kepala Angeline ke tembok lalu mencekik leher Angeline dengan kedua tangannya.
"Tersangka juga menggebuk punggung dan menginjak Angeline. Korban berontak, dibenturkan kepalanya ke tembok," ujarnya.
"Setelah lemas dan tak bergerak apa yang menjadi niatnya tersangka itu ... memperkosa Angeline," katanya.
Setelah itu, Agus keluar dari kamar dan mengambil seprai dari lemari yang berada di pintu samping kamar ibu angkat Angeline, Margriet Megawe. Seprei berwarna putih itu digunakan untuk membungkus Angeline.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Margriet keluar dari kamarnya dan mencari Angeline. Dia memanggil-manggil namun tak ada jawaban. Akhirnya Margriet memanggil Agus untuk mencari Angeline ke rumah tetangga.
"Dia suruh tersangka mencari dan tersangka masih menyembunyikan Angeline di kama," ucap Haposan.
Malam hari sekitar pukul 20.00 Wita saat suasana sepi Agus mengeluarkan tubuh Angeline dari kamarnya dan menguburkan di pekarangan rumah dekat kandang ayam untuk menghilangkan jejak.
"Saya lihat TKP itu ada kandang ayam, baunya juga menyengat. Kalau tidak ada bau kandang ayam itu mungkin bisa ketahuan cepat," katanya. (sumber detiknews.com)