Duduk Tengah Yasin Souemena menutup kegitan DJTD 2013 ditandai dengan menggunakan palu sidang
RED LINE, Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar (DJTD) 2013 yang diselenggarakan Lembaga Pers Kampus (LPM) RED LINE bekerjasama dengan Laboratorium Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare 21 – 24 februari 2013 lalu, molor beberapa minggu yang sebelumnya direncanakan 25 februari 2013, namun itu tidak membuat pudar semangat teman-teman RL dan antosias para peserta hadir dalam penutupan nantinya, dan pada akhirnya kini resmi ditutup oleh yasin souemena pembina LPM RL. Yang sedianya Pembantu Ketua III (bidang kemahasiswaan) STAIN parepare menutup DJTD ini namun kondisi kesehatan beliau terganggu. Permohonan maaf yang disampaikan oleh yasin sebelum memberikan sambutan kepada hadirin terkait ketidak hadiran PK III dan ini diterima oleh para hadirin begitupun panitia diklat turut prihatin. Penutupan yang diahadiri para pembina RL, perwakilan Telkomsel area parepare sebagai sponsor sip, dan para peserta DJTD 2013 di Aula serbaguna STAIN parepare (7/3).
Rangkaian penutupan diawali dengan laporan ketua panitia dan sambutan dari beberapa perwakilan diantaranya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Pimpinan Umum RL, Koordinator fasilitator, dan perwakilan Telkomsel area parepare, serta terakhir dari pembina RL yang mewakili PK III sekaligus menutup kegiatan tersebut. Pimpinan umum RL Aldaris dalam sambutannya singkat dia mengatakan” jangan takut jadi wartawan, karena wartawan kita bisa besar dan terkenal selama itu sesuai dengan kode etik jurnalis”. Berbeda dengan yasin,”ya seperti inilah penampilan saya bahkan saya tadi mau memakai sendal jepit,”riuh para hadirin mendengarnya sambil bertepuk tangan. Kembali menambahkan “jangan takut menjadi seorang wartawan ini merupakan tugas mulia, coba kamu lihat Bapak Dahlan Iskan menteri ESDM mantan wartawan kampus tampil seadanya dengan menggunakan sepatu kats atau sepatu olahraga jadi menjadi seorang wartawan itu bebas mau ambil berita apa saja, saya juga mantan pers kampus. Dalam sambutannya juga yasin sempat mempromosikan karyanya, buku yang ditulis berjudulkan belajar Membaca Fenomena Sosial yang diterbitkan oleh Lembah Harapan Press sebagai lembagai penerbitan yang ada di STAIN parepare. (Pj/RL)
RED LINE, Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar (DJTD) 2013 yang diselenggarakan Lembaga Pers Kampus (LPM) RED LINE bekerjasama dengan Laboratorium Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare 21 – 24 februari 2013 lalu, molor beberapa minggu yang sebelumnya direncanakan 25 februari 2013, namun itu tidak membuat pudar semangat teman-teman RL dan antosias para peserta hadir dalam penutupan nantinya, dan pada akhirnya kini resmi ditutup oleh yasin souemena pembina LPM RL. Yang sedianya Pembantu Ketua III (bidang kemahasiswaan) STAIN parepare menutup DJTD ini namun kondisi kesehatan beliau terganggu. Permohonan maaf yang disampaikan oleh yasin sebelum memberikan sambutan kepada hadirin terkait ketidak hadiran PK III dan ini diterima oleh para hadirin begitupun panitia diklat turut prihatin. Penutupan yang diahadiri para pembina RL, perwakilan Telkomsel area parepare sebagai sponsor sip, dan para peserta DJTD 2013 di Aula serbaguna STAIN parepare (7/3).
Rangkaian penutupan diawali dengan laporan ketua panitia dan sambutan dari beberapa perwakilan diantaranya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Pimpinan Umum RL, Koordinator fasilitator, dan perwakilan Telkomsel area parepare, serta terakhir dari pembina RL yang mewakili PK III sekaligus menutup kegiatan tersebut. Pimpinan umum RL Aldaris dalam sambutannya singkat dia mengatakan” jangan takut jadi wartawan, karena wartawan kita bisa besar dan terkenal selama itu sesuai dengan kode etik jurnalis”. Berbeda dengan yasin,”ya seperti inilah penampilan saya bahkan saya tadi mau memakai sendal jepit,”riuh para hadirin mendengarnya sambil bertepuk tangan. Kembali menambahkan “jangan takut menjadi seorang wartawan ini merupakan tugas mulia, coba kamu lihat Bapak Dahlan Iskan menteri ESDM mantan wartawan kampus tampil seadanya dengan menggunakan sepatu kats atau sepatu olahraga jadi menjadi seorang wartawan itu bebas mau ambil berita apa saja, saya juga mantan pers kampus. Dalam sambutannya juga yasin sempat mempromosikan karyanya, buku yang ditulis berjudulkan belajar Membaca Fenomena Sosial yang diterbitkan oleh Lembah Harapan Press sebagai lembagai penerbitan yang ada di STAIN parepare. (Pj/RL)